A.
Unsur-Unsur Program
Program kendali PLC
terdiri atas tiga unsur yaitu : alamat, instruksi, dan operand.
Alamat adalah nomor yang menunjukkan lokasi,
instruksi, atau data dalam daerah memori. Instruksi harus disusun secara
berurutan dan menempatkannya dalam alamat yang tepat sehingga seluruh instruksi
dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga alamat tertinggi dalam program.
Instruksi adalah perintah yang harus
dilaksanakan PLC. PLC hanya dapat melaksanakan instruksi yang ditulis
menggunakan ejaan yang sesuai. Oleh karena itu, pembuat program harus
memperhatikan tata cara penulisan instruksi.
Operand adalah nilai berupa angka yang
ditetapkan sebagai data yang digunakan untuk suatu instruksi. Operand dapat
dimasukkan sebagai konstanta yang menyatakan nilai angka nyata atau merupakan
alamat data dalam memori.
B.
Bahasa Pemrograman
Program PLC dapat dibuat dengan menggunakan
beberapa cara yang disebut bahasa pemrograman. Bentuk program berbeda-beda
sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan. Bahasa pemrograman tersebut
antara lain : diagram ladder, kode mneumonik, diagram blok fungsi, dan teks
terstruktur. Beberapa merk PLC hanya mengembangkan program diagram ladder dan
kode mneumonik.
1.
Diagram
Ladder
Digram
ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang disebut bus bar,
dengan garis bercabang ke kanan yang disebut rung. Sepanjang garis instruksi,
ditempatkan kontak-kontak yang mengendalikan/mengkondisikan instruksi lain di
sebelah kanan. Kombinasi logika kontak-kontak ini menentukan kapan dan
bagaimana instruksi di sebelah kanan dieksekusi. Contoh diagram ladder
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
![](file:///C:\Users\DIANFI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Gambar 6 Contoh
Diagram Ladder
Terlihat
dari gambar di atas bahwa garis instruksi dapat bercabang kemudian menyatu
kembali. Sepasang garus vertikal disebut kontak (kondisi). Ada dua kontak,
yaitu kontak NO (Normally Open) yang digambar tanpa garis diagonal dan kontak
NC (Normally Closed) yang digambar dengan garis diagonal. Angka di atas kontak
menunjukkan bit operand.
2.
Kode
Mneumonik
Kode
mneumonik memberikan informasi yang sama persis seperti halnya diagram ladder.
Sesungguhnya, program yang disimpah di dalam memori PLC dalam bentuk mneumonik,
bahkan meskipun program dibuat dalam bentuk diagram ladder. Oleh karena itu,
memahami kode mneumonik itu sangat penting. Berikut ini contoh program
mneumonik :
Alamat
|
Instruksi
|
Operand
|
00000
|
LD
|
HR
01
|
00001
|
AND
|
0.01
|
00002
|
OR
|
0.02
|
00003
|
LD
NOT
|
0.03
|
00004
|
OR
|
0.04
|
00005
|
AND
LD
|
|
00006
|
MOV(21)
|
|
|
|
0.00
|
|
|
DM
00
|
00007
|
CMP(20)
|
|
|
|
DM
00
|
|
|
HR
00
|
C.
Struktur Daerah
Memori
Program pada dasarnya adalah pemrosesan data
dengan berbagai instruksi pemrograman. Data disimpan dalam daerah memori PLC.
Pemahaman daerah data, disamping pemahaman terhadap berbagai jenis
instruksi merupakan hal yang sangat
penting, karena dari segi inilah intisari pemahaman terhadap program.
Data yang merupakan operand suatu instruksi
dialokasikan sesuai dengan jenis datanya. Tabel di bawah ini ditunjukkan daerah
memori PLC CPM2A sebagai berikut :
Daerah Data
|
Channel/ Words
|
Bit
|
|
IR
|
Daerah input
|
IR 000 s.d IR 009
|
IR 000.00 s.d IR
009.15
|
Daerah output
|
IR 010 s.d IR 019
|
IR 010.00 s.d IR
019.15
|
|
Daerah ‘kerja’
|
IR 020 s.d IR 049
IR 200 s.d IR 227
|
IR 020.00 s.d IR
049.15
IR 200.00 s.d IR
227.15
|
|
SR
|
SR 228 s.d SR 255
|
SR 228.00 s.d SR
255.15
|
|
TR
|
---
|
TR 0 s.d TR 7
|
|
HR
|
HR 00 s.d HR 19
|
HR 00.00 s.d HR
19.15
|
|
AR
|
AR 00 s.d AR 23
|
AR 00.00 s.d AR
23.15
|
|
LR
|
LR 00 s.d LR 15
|
LR 00.00 s.d LR
15.15
|
|
TIM/ CNT
|
TC 000 s.d TC 255
|
D.
Instruksi Pemrograman
Terdapat
banyak instruksi untuk memprogram PLC, tetapi tidak semua instruksi dapat
digunakan pada semua model PLC. Instruksi
pemrograman dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Klasifikasi
menurut pengkodean mneumonik :
>
Instruksi
dasar
>
Instruksi
khusus
Klasifikasi
menurut kelompok fungsi
>
Instruksi
sisi kiri (ladder)
>
Instruksi
sisi kanan
Klasifikasi
menurut kelompok fungsi
>
Instruksi
ladder
>
Instruksi
kendali bit
>
Instruksi
timer/ counter
>
Instruksi
geser bit
>
Instruksi
sub routine
>
Instruksi
ekspansi
Pada dasarnya,
tingkat pemahaman pemakai PLC ditentukan oleh seberapa banyak instruksi yang
telah dipahaminya. Oleh karena itu, untuk pemula berikut ini hanya dijelaskan
beberapa instruksi saja. Untuk pendalaman lebih lanjut dapat mempelajari manual pemrograman yang diterbitkan oleh
pemilik merk PLC.
1.
Instruksi Diagram
Ladder
Instruksi
diagram ladder adalah instruksi sisi kiri yang mengkondisikan instruksi lain di
sisi kanan. Pada program diagram ladder instruksi ini disimbolkan dengan
kontak-kontak seperti pada rangkaian kendali elektromagnet.
Instruksi
diagram ladder terdiri atas enam instruksi ladder dan dua instruksi blok
logika. Instruksi blok logika adalah instruksi yang digunakan untuk
menghubungkan bagian yang lebih kompleks.
Instruksi LOAD dan
LOAD NOT
Instruksi
LOAD dan LOAD NOT menentukan kondisi eksekusi awal, oleh karena itu, dalam
diagram ladder disambung ke bus bar sisi kiri. Tiap instruksi memerlukan satu
baris kode mneumonik. Kata “instruksi” mewakili sembarang instruksi lain yang
dapat saja instruksi sisi kanan yang akan dijelaskan kemudian.
Jika
misalnya hanya ada satu kontak seperti contoh di atas, kondisi eksekusi pada
sisi kanan akan ON jika kontaknya ON. Untuk instruksi LD yang kontaknya NO,
kondisi eksekusinya akan ON jika IR 0.00 ON; dan untuk instruksi LD NOT yang
kontaknya NC, akan ON jika IR 0.01 OFF.
Instruksi AND dan AND
NOT
Jika dua
atau lebih kontak disambung seri pada garis yang sama, kontak pertama berkait
dengan instruksi LOAD atau LOAD NOT dan sisanya adalah instruksi AND atau AND
NOT. Contah di bawah ini menunjukkan tiga kontak yang masing-masing menunjukkan
instruksi LOAD, AND NOT, dan AND.
![](file:///C:\Users\DIANFI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
Instruksi OR dan OR
NOT
Jika dua
atau lebih kontak terletak pada dua instruksi terpisah dan disambung paralel,
kontak pertama mewakili instruksi LOAD atau LOAD NOT dan sisanya mewakili
instruksi OR atau OR NOT. Contoh berikut menunjukkan tiga kontak yang
masing-masing mewakili instruksi LOAD, OR NOT, dan OR.
![](file:///C:\Users\DIANFI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
Gambar 9 Penggunaan
Instruksi OR dan OR NOT
Instruksi
akan mempunyai kondisi eksekusi ON jika salah satu di antara tiga kontak ON,
yaitu saat IR 0.00 ON, saat IR 0.01 OFF, atau saat IR 0.03 ON.
Kombinasi Instruksi
AND dan OR
Jika
instruksi AND dan OR dikombinasikan pada diagram yang lebih rumit, mereka dapat
dipandang secara individual di mana tiap instruksi menampilkan operasi logika
pada kondisi eksekusi dan status bit operand. Perhatikan contoh berikut ini
hingga yakin bahwa kode mneumonik meliputi alur logika yang sama dengan diagram
ladder.
Gambar
10 Kombinasi Instruksi AND dan OR
Di sini
AND terletak di antara statur IR 0.00 dan status IR 0.01 untuk menentukan kondisi
eksekusi dengan meng-OR-kan status IR 0.02. Hasil operasi ini menentukan
kondisi eksekusi dengan meng-AND-kan status IR 0.03 yang selanjutnya menentukan
kondisi eksekusi dengan meng-AND-kan kebalikan status IR 0.04.
2.
Instruksi OUT dan OUT
NOT
Cara paling
sederhana untuk meng-OUTPUT-kan kombinasi kondisi eksekusi adalah dengan
meng-OUTPUT-kan langsung menggunakan instruksi OUTPUT dan OUTPUT NOT. Istruksi
ini digunakan untuk mengendalikan status bit operand sesuai dengan kondisi
eksekusi. Dengan instruksi OUTPUT, bit operand akan ON selama kondisi
eksekusinya ON dan akan OFF selama kondisi eksekusinya OFF. Dengan instruksi
OUTPUT NOT, bit operand akan ON selama kondisi eksekusinya OFF dan akan OFF
selama kondisi eksekusinya ON.
Pada
contoh di atas, IR 10.00 akan ON jika IR 0.00 ON dan IR 10.01 akan OFF selama
IR 0.01 ON. Di sini IR 0.00 dan IR 0.01 merupakan bit input dan IR 10.00 dan IR
10.01 merupakan bit output yang ditetapkan untuk peralatan yang dikendalikan
PLC.
3.
Instruksi END(01)
Instruksi
terakihir yang diperlukan untuk melengkapi suatu program adalah instruksi END.
Saat PLC menscan program, ia mengeksekusi semua instruksi hingga instruksi END
pertama sebelum kembali ke awal program dan memulai eksekusi lagi. Meskipun
instruksi END dapat ditempatkan sembarang titik dalam program, tetapi intruksi
setelah instruksi END pertama tidak akan diekseksekusi.
Nomor
yang mengikuti instruksi END dalam kode mneumonik adalah kode fungsinya, yang
digunakan saat memasukkan instruksi ke dalam PLC menggunakan konsol pemrogram.
Instruksi
END tidak memerlukan operand dan tidak boleh ada kontak ditempatkan pada garis
instruksi yang sama. Jika dalam program tidak ada instruksi END, program
tersebut tidak akan dieksekusi.
![](file:///C:\Users\DIANFI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.gif)
4.
Instruksi Blok Logika
Jika
rangkaian logika tidak dapat diwujudkan dengan instruksi AND, AND NOT, OR, atau
OR NOT saja, maka perlu menggunakan instruksi blok logika. Perbedaannya adalah
bahwa instruksi AND, AND NOT, OR, dan OR NOT mengkombinasikan antar kondisi
eksekusi dengan suatu bit operand, sedangkan instruksi blok logika yang terdiri
dari instruksi AND LOAD dan OR LOAD mengkombinasikan kondisi eksekusi dengan
kondisi eksekusi terakhir yang belum digunakan.
Instruksi
blok logika tidak diperlukan dalam program diagram ladder, tetapi diperlukan
hanya pada program mneumonik.
Instruksi AND LOAD
Instruksi
AND LOAD meng-AND-kan kondisi eksekusi yang dihasilkan oleh dua blok logika.
![](file:///C:\Users\DIANFI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.gif)
Gambar 13 Penggunaan
Instruksi AND LOAD
Instruksi OR LOAD
Instruksi
OR LOAD meng-OR-kan kondisi eksekusi yang dihasilkan oleh dua blok logika.
Diagram
di bawah ini memerlukan instruksi OR LOAD antara blok logika atas dan blok
logika bawah. Kondisi eksekusi akan dihasilkan untuk instruksi pada sisi kanan,
baik saat IR 0.00 ON dan IR 0.01 OFF, atau saat IR 0.02 dan IR 0.03 keduanya
ON.
![](file:///C:\Users\DIANFI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image018.gif)
Gambar 14 Penggunaan Instruksi OR LOAD
a.
Mengkode Instruksi
Sisi Kanan Ganda
Jika
terdapat lebih dari satu instruksi sisi kanan dengan kondisi eksekusi yang
sama, masing-masing dikode secara berurutan mengikuti kondisi eksekusi terakhir
pada garis instruksi. Pada contoh di bawah ini, garis instruksi terakhir berisi
satu kontak lagi yang merupakan instruksi AND terhadap IR 0.03.
![](file:///C:\Users\DIANFI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image020.gif)
Gambar 15 Mengkode
Instruksi Sisi Kanan Ganda
5.
Penggunaan Bit TR
Bit TR
(Temporarily Relay) digunakan untuk mempertahankan kondisi eksekusi pada garis
instruksi bercabang. Hal ini dipertahankan karena garis instruksi dieksekusi
menuju ke instruksi sisi kanan sebelum kembali ke titik cabang untuk
mengeksekusi instruksi lainnya. Jika ada kontak pada garis instruksi setelah
titik cabang, kondisi eksekusi untuk instruksi yang pertama tidak sama dengan
kondisi pada titik cabang sehingga untuk mengeksekusi instruksi berikutnya
menggunakan kondisi eksekusi titik cabang dan kontak lain setelah titik cabang
tersebut.
Jika
program dibuat dalam bentuk diagram ladder, tidak perlu memperhatikan bit TR
karena bit TR hanya relevan pada pemrograman bentuk mneumonik.
Terdapat
delapan bit TR, yaitu TR0 sampai dengan TR7 yang dapat digunakan untuk
mempertahankan kondisi eksekusi sementara. Misalkan suatu bit TR ditempatkan
pada suatu titik cabang, kondisi eksekusinya akan disimpan pada bit TR
tersebut. Jika kembali ke titik cabang, bit TR mengembalikan kondisi eksekusi
yang telah disimpan. Penyimpanan kondisi eksekusi pada titik cabang menggunakan
bit TR sebagai operand dari instruksi OUTPUT. Kondisi eksekusi ini kemudian
dikembalikan setelah mengeksekusi instruksi sisi kanan dengan menggunakan bit
TR yang sama sebagai operand dari instruksi LOAD.
![](file:///C:\Users\DIANFI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image022.gif)
Contoh
berikut ini menunjukkan penggunaan dua bit TR yaitu TR0 dan TR1 pada sebuah
program.
6.
Penggunaan Bit Kerja
(Internal Relay)
Dalam
pemrograman, mengkombinasikan kondisi untuk menghasilkan kondisi eksekusi
secara langsung sering sangat sulit. Kesulitan ini dapat siatasi dengan mudah
menggunakan bit kerja untuk mentriger instruksi lain secara tidak langsung.
Bit
kerja tidak ditransfer dari atau ke dalam PLC. Semua bit pada daerah IR yang
tidak dialokasikan sebagai bit input/output dan bit pada daerah AR (Auxilary
Relay) dapa digunakan sebagai bit kerja. Bit input/output dan bit yang
dialokasikan untuk keperluan tertentu tidak dapat digunakan sebagai bit kerja.
Jika
mengalami kesulitan pada pemrograman suatu program pengendalian pertimbangan
pertama harus diberikan pada bit kerja untuk menyederhanakan program.
Bit
kerja sering digunakan sebagai operand untuk salah satu instruksi OUTPUT,
OUTPUT NOT, DIFERENTIATE UP, DIFERENTIATE DOWN, dan KEEP, kemudian digunakan
sebagai kondisi yang menentukan bagaimana instruksi lain dieksekusi. Bit kerja
juga dapat digunakan untuk menyederhanakan program saat kombinasi kondisi
tertentu digunakan berulang-ulang. Pada contoh berikut ini IR 0.00, IR 0.01, IR
0.02, dan IR 0.03 dikombinasikan pada blok logika yang menyimpan kondisi
eksekusinya sebagai status IR 216.00. Kemudian IR 216.00 dikombinasikan dengan
kontak lain untuk menentukan kondisi output untuk IR 200.00 dan IR 200.01.
7.
Instruksi Timer
Instruksi Timer digunakan untuk operasi
tunda waktu. Ia memerlukan dua operand yang terletak pada dua baris instruksi,
yaitu baris pertama untuk nomor timer dan yug kedua untuk settig waktu (SV =
Set Value). Meskipun demikian, instruksi Timer terletak dalam satu alamat.
Nomor Timer dipakai bersama untuk nomor
Counter. Nomor Timer/ Counter hanya boleh digunakan sekali. Maksudnya, sekali
nomor Timer/ Counter telah digunakan, ia tidak boleh digunakan untuk instruksi
Timer/ Counter yang lain. Tetapi, nomor timer sebagai operand suatu kontak
dapat digunakan sebanyak yang diperlukan.
Banyaknya nomor Timer/ Counter bergantung
kepada tipe PLC. Misalnya, PLC OMRON CPM1A, terdapat 128 nomor, yaitu dari 000
sampai dengan 127. tidak diperlukan awalan apapun untuk menyatakan nomor timer.
Tetapi, jika nomor timer sebagai operand suatu kontak harus diberi awalan TIM.
SV dapat berupa konstanta atau alamat
channel/ words. Jika channel daerah IR sebagai unit input dimasukkan sebagai
alamat channel, unit input ini harus disambung sedemikian sehingga SV dapat
diset dari luar. Timer/ Counter yang disambung dengan cara ini hanya dapat
diset dari luar dalam mode MONITOR atau RUN. Semua SV, termasuk yang diset dari
luar harus dalam BCD (Binary Coded Decimal), yaitu bilangan desimal yang dikode
biner. Penulisan SV harus diawali dengan tanda #.
Timer bekerja saat kondisi eksekusinya
beralih ke on dan direset (ke SV) saat kondisi eksekusinya beralih ke off. Jika
kondisi eksekusi lebh lama daripada SV, completion
flag, yaitu tanda yang menunjukkan hitungan waktu telah berakhir, tetap on
hingga Timer direset. Timer akan reset jika trletak pada bagian program
interlock saat kondisi eksekusi instruksi interlock (IL) off, dan saat terjadi
pemutusan daya. Jika dikehendaki timer tidak reset oleh dua keadaan tersebut,
maka bit pulsa clock pada daerah SR untuk mencacah Counter yang menghasilkan
Timer menggunakan instruksi Counter.
SV mempunyai harga antara 0000 sampai
dengan 9999 (BCD) dalam satuan deci-detik. Jadi, misalnya menghendaki 10 detik,
maka nilai SV harus 100. Jika SV dinyatakan tidak dalam BCD, akan muncul pesan
kesalahan.
Di bawah ini diberikan program-program
penerapan timer.
a.
Tunda on (1)
Gambar 20 Program
Tunda On
Jika kondisi eksekusi timer (hanya
ditentukan oleh kontak 0.00) on, maka timer aktif. Lima detik kemudian
(completion flag timer on) kontak TIM 000 on hingga selanjutnya output 10.00
on. Jika lama kontak 0.00 on lebih pendek daripada SV, maka completion flag
tetap off dan output 10.00 juga tetap off.
Agar dapat aktif meskipun kontak 0.00
hanya on sesaat, gunakan bit kerja untuk mengendalikan timer secara tidak
langsung seperti ditunjukkan pada program berikut ini.
b.
Tunda on (2)
c.
Tunda on dan off
E.
Peringatan dalam
pemrograman
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam merancang program kendali, perlu diingat hal-hal sebagai
berikut :
a.
Jumlah
kondisi (kontak) yang digunakan seri atau paralel dan juga banyaknya perulangan
penggunaan suatu bit tak terbatas sepanjang kapasitas memori PLC tidak
dilampaui.
b.
Diantara
dua garis instruksi tidak boleh ada kondisi yang melintas secara vertikal.
c.
Tiap
garis instruksi harus memiliki sedikitnya satu kondisi yang menentukan eksekusi instruksi sisi kanan, kecuali untuk
instruksi END(01), ILC(03) dan JME(05).
d.
Dalam
merancang diagram ladder harus memperhatikan kemungkinan instruksi yang
diperlukan untuk memasukannya. Misalnya, pada
gambar A di bawah ini diperlukan instruksi OR LOAD. Hal ini dapat
dihindari dengan menggambar ulang diagram ladder seperti gambar B.
Gambar 23
Penyederhanaan Program Logika
F.
Eksekusi program
Saat eksekusi program, PLC men-scan program
dari atas ke bawah, mengecek semua kondisi, dan mengeksekusi semua instruksi.
Instruksi harus ditempatkan dengan tepat, misalnya data yang dikehendaki
dipindahkan ke words sebelum words tersebut
digunakan sebagai operand instruksi. Ingat bahwa garis instruksi
berakhir pd instruksi terminal sisi kanan, setelah itu baru mengeksekusi garis
instruksi bercabang ke instruksi terminal yang lain.
Eksekusi program semata-mata merupakan salah
satu tugas yang dilakukan oleh PLC sebagai bagian dari waktu siklus.
G.
Langkah-langkah
pembuatan program
Untuk
membuat program kendali PLC ditempuh melalui langkah-langkah sistematis sebagi
berikut :
a.
Menguraikan
urutan kendali
Pembuatan program diawali dengan
penguraian urutan kendali. Ini dapat dibuat dengan menggunakan kalimat-kalimat
logika, gambar-gambar, diagram waktu, atau bagan alir (flow chart).
b.
Menetapkan
bit operand untuk peralatan input/ output.
Bit operand untuk peralatan input/ output
mengacu pada daerah memori PLC yang digunakan. Bit operand dapat dipilih secara
bebas sejauh berada pada jangkah daerah memori yang dalokasikan. Tetapi, penggunaan
secara bebas sering menjadikan ketidak-konsistenan sehingga menjadikan program
kendali keliru. Oleh sebab itulah penggunaan bit operand harus ditetapkan sebelum program dibuat.
Inventarisir semua peralatan input dan output yang akan disambung ke PLC,
kemudian tetapkan bit operandnya.
Jumlah bit oprand yang tersedia
bergantung kepada tipe PLC yang dispesifikasikan menurut jumlah
input-outputnya. Perbandingan jumlah bit input dan output pada umumnya 3 : 2.
Misalnya PLC dengan I/O 10 memiliki bit input sejumlah 6 dan bit output 4. Di
bawah ini diberikan contoh daerah memori PLC OMRON CPM1A-10CDRA.
Daerah Data
|
Words
|
Bit
|
|
IR
(Internal Relay)
|
Input
|
0
|
0.00 – 0.11
|
Output
|
10
|
10.00 – 10.07
|
|
Kerja
(internal)
|
200 – 231
|
200.00 – 231.15
|
|
TR
(Temporarilly Relay)
|
|
TR0 – TR7
|
|
Timer/counter
|
TC0 – TC7
|
|
c.
Membuat
program kendali
Program
kendali PLC dapat dibuat dengan diagram ladder atau kode mneumonik. Pemilihan
tipe program sesuai dengan jenis alat pemrogram yang akan digunakan untuk
memasukkan program ke dalam PLC. Jika diguinakan komputer pilihlah diagram
ladder dan jika digunakan konsol pemrogram gunakan kode mneumonik.
H.
Program Kendali Motor
Terdapat berbagai macam operasi motor induksi, suatu
motor yang paling banyak digunakan sebagai penggerak mesin industri. Tetapi,
hanya ada beberapa prinsip operasi motor induksi yaitu :
>
Operasi motor satu arah putaran
>
Operasi motor dua arah putaran
>
Operasi motor dua kecepatan
>
Operasi motor start bintang segitiga
>
Operasi beberapa motor kendali kerja berurutan
1.
Program Kendali Motor Satu arah Putaran
a.
Urutan Kendali Motor
Jika tombol Start ditekan, motor berputar searah
jarum jam, dan jika kemudian tombol Start dilepaskan1), motor tetap
berputar dalam arah yang sama. Jika tombol Stop ditekan, motor berhenti
berputar.
b.
Penetapan Bit I/O
No
|
Alat input/output
|
Bit operand
|
Fungsi
|
1
|
Tombol Stop
|
0.00
|
Menghentikan operasi motor
|
2
|
Tombol Start
|
0.01
|
Menjalankan motor
|
3
|
Kontaktor2)
|
10.00
|
Menghubungkan motor ke jaringan
|
Keterangan :
1) Kecuali untuk operasi
yang sangat khusus, secara umum operasi menjalankan motor adalah dengan menekan
tombol Start dan jika kemudian tombol ini dilepas motor akan tetap berputar.
Maka, selanjutnya untuk menjalankan motor cukup disebutkan dengan menekan
tombol Start saja.
2) Motor berdaya kecil
dapat disambung langsung ke PLC. Tetapi, untuk motor berdaya cukup dengan arus
nominal diatas kemampuan PLC harus menggunakan kontaktor sebagai penghubung
motor ke jaringan.
c.
Program Kendali PLC
Gambar 24 Program
Kendali Motor Satu Arah Putaran
2.
Program Kendali Motor Dua Arah Putaran
a.
Urutan Kendali Motor
Jika tombol Forward (FWD) ditekan, motor berputar
searah jarum jam dan jika yang ditekan tombol Reverse (REV), motor berputar
berlawanan arah jarum jam. Tombol STOP digunakan untuk menghentikan operasi
motor setia saat.
b.
Penetapan Bit I/O
No
|
Alat input/output
|
Bit operand
|
Fungsi
|
1
|
Tombol Stop
|
0.00
|
Menghentikan operasi motor
|
2
|
Tombol Fwd
|
0.01
|
Menjalankan motor searah jarum jam
|
3
|
Tombol Rev
|
0.02
|
Menjalankan motor berlawanan arh jarum jam
|
4
|
Kontaktor K1
|
10.00
|
Kontaktor putaran searah jarum jam
|
5
|
Kontaktor K2
|
10.01
|
Kontaktor putaran berlawanan arh jarum jam
|
c.
Program Kendali PLC
Gambar 25 Program
Kendali Motor Dua Arah Putaran
3.
Program Kendali Motor Dua Kecepatan
a.
Urutan Kendali Motor
Jika tombol LOW ditekan, motor berputar dalam kecepatan
rendah, dan jika kemudian tombol High ditekan motor berputar dalam kecepatan
tinggi. Motor tidak dapat distart langsung pada kecepatan tinggi dan pada
kecepatan tinggi motor tidak dapat dipindahkan ke kecepatan rendah. Tombol Stop
untuk menghentikan operasi motor.
b.
Penetapan Bit I/O
No
|
Alat input/output
|
Bit operand
|
Fungsi
|
1
|
Tombol Stop
|
0.00
|
Menghentikan operasi motor
|
2
|
Tombol Low Speed
|
0.01
|
Menjalankan motor kecepatan rendah
|
3
|
Tombol High
Speed
|
0.02
|
Menjalankan motor kecepatan tinggi
|
4
|
Kontaktor K1
|
10.00
|
Kontaktor kecepatan rendah
|
5
|
Kontaktor K2
|
10.01
|
Kontaktor kecepatan tinggi
|
6
|
Kontaktor K3
|
10.00
|
Kontaktor kecepatan tinggi
|
c.
Program Kendali PLC
Gambar 26 Program
Kendali Motor Dua Kecepatan
4.
Program Kendali Motor Sistem Start Bintang Segitiga
a.
Urutan Kendali Motor
Jika tombol Start ditekan,
motor berputar dalam sambungan bintang. Lima detik kemudian, motor berputar
dalam sambungan segitiga. Tombol Stop untuk menghentikan operasi motor setiap
saat.
b.
Penetapan Bit I/O
No
|
Alat input/output
|
Bit operand
|
Fungsi
|
1
|
Tombol Stop
|
0.00
|
Menghentikan operasi motor
|
2
|
Tombol Start
|
0.01
|
Menjalankan motor
|
3
|
Kontaktor K1
|
10.00
|
Kontaktor utama
|
4
|
Kontaktor K2
|
10.01
|
Kontaktor bintang
|
5
|
Kontaktor K3
|
10.02
|
Kontaktor segitiga
|
c.
Program Kendali PLC
Gambar 27 Program
Kendali Motor Start Bintang Segitiga
Tugas :
Buatlah program
diagram ladder dan mneumonik untuk operasi motor bolak balik otomatis sebagai
berikut : Jika tombol Start ditekan, motor berputar searah jarum jam selama 1
menit, kemudian berhenti. Sepuluh detik kemudian, motor berputar berlawanan
arah jarum jam selama 1 menit, kemudian berhenti. Selanjutnya, motor beroperasi
seperti di atas secara otomatis tanpa melalui penekanan tombol Start. Tombol
Off digunakan untuk menghentikan operasi motor setiap saat.
Rangkuman
1.
Program
kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu alamat, instruksi dan operand.
2.
Program
PLC dapat dibuat dengan diagram ladder atau kode mneumonik. Pemilihan tipe
program ditentukan oleh alat pemrogram yang akan digunakan.
3.
Untuk
dapat membuat program kendali PLC, pemrogram harus memahami struktur daerah
memori PLC yang akan digunakan. Daerah memori PLC berbeda-beda sesuai dengan
tipe PLC.
4.
Memahami
instruksi pemrograman memegang peranan paling penting dalam pembuatan program kendali. Terdeapat banyak sekali
instruksi pemrograman, tetapi tidak semua instruksi dapat duterapkan pada semua
tipe PLC.
5.
Setiap
program selalu diawali dengan instruksi LOAD dan diakhiri dengan instruksi END.
Tanpa instruksi END program tidak dapat dieksekusi.
6.
Program
dieksekusi dengan menscan mulai dari alamat terendah hingga ke alamat tertinggi
yaitu instruksi END. Pada diagram ladder ini berarti program dikesekusi mulai
dari atas ke bawah bila garis instruksi bercabang, dan kemudian ke kanan hingga
mengeksekusi instruksi sisi kanan.
7.
Pembuatan
program PLC harus dilakukan secara sistematis, yaitu mendeskripsikan sistem
kendali, menetapkan operand untuk alat input/ output, baru membuat program.
8.
Banyak
sekali variasi program kendali motor sebagai penggerak mesin. Tetapi, untuk
operasi motor induksi, suatu motor yang paling banyak digunakan sebagai
penggerak mesin, secara prinsip hanya ada beberapa operasi motor yaitu operasi
motor satu arah putaran, operasi dua arah putaran, operasi dua kecepatan,
operasi dengan start bintang segitiga, operasi berurutan dan operasi
bergantian.
Tes Formatif 2
1.
Apa yang dimaksud dengan program ?
2.
Sebutkan dua macam bentuk program
kendali PLC !
3.
Sebutkan unsur-unsur sebuah program !
4.
Apa yang dimaksud dengan instruksi
sisi kiri ?
5.
Sebutkan enam macam instruksi diagram
ladder !
6.
Bilamana instruksi blok logika
diperlukan dalam pembuatan program ?
7.
Bilamana bit TR digunakan dalam
pembuatan program?
8.
Instruksi manakah yang digunakan
untuk operasi penundaan waktu ?
9.
Apa yang dimaksud dengan SV (Set
Value) ?
10.
Apa tujuan suatu instruksi ditulis
menggunakan kode fungsi ?
11.
Sebutkan contoh instruksi yang tidak
memerlukan operand !
12.
Sebutkan contoh instruksi yang tidak
memerlukan kondisi !
13.
Mengapa bit operand untuk perlatan
I/O harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum membuat diagram ladder ?
14.
Konversikan program diagram ladder
berikut ini menjadi program mneumonik !
![](file:///C:\Users\DIANFI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image048.gif)
15.
Konversikan program mneumonik berikut
ini menjadi program diagram ladder !
Jawaban Tes Formatif
2
1.
Sederatan
instruksi yang disusun secara berurutan.
2.
Program
diagram ladder dan program mneumonik
3.
Alamat,
instruksi, dan operand.
4.
Instruksi
yang mengkondisikan instruksi lain di sisi kanan.
5.
LOAD,
LOAD NOT, AND, AND NOT, OR, OR NOT
6.
Bila
program tidak dapat diwujudkan hanya
oleh instruksi diagram ladder.
7.
Bila
garis instruksi bercabang.
8.
Timer
9.
Setelan
waktu untuk Timer.
10.
Untuk
memasukkan instruksi yang tidak tersedia tombolnya pada Konsol Pemrogram.
11.
END(01),
IL(02), ILC(03), JMP(04), JME(05)
12.
END(01)
13.
Agar
operand untuk peralatan I/O konsisten.
14.
15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar